Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSK Dharmais), sebagai Pusat Kanker Nasional sedang berupaya mengembangkan teknologi CAR-T Cell therapy untuk dapat diakses oleh lebih banyak pasien. Terapi ini memberikan harapan baru bagi pasien dengan jenis kanker yang sulit disembuhkan. Meskipun saat ini terapi CAR-T Cell masih dalam tahap pengembangan dan penelitian di beberapa negara, termasuk Indonesia, potensi manfaatnya untuk pengobatan kanker sangat besar.

Ahli hematologi-onkologi anak dari RSK Dharmais, dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K), mengatakan bahwa CAR-T Cell therapy merupakan terapi yang menggunakan sel kekebalan tubuh pasien sendiri. Sel-sel tersebut dimodifikasi secara genetik di laboratorium agar dapat mengenali dan menyerang sel kanker.

“Sel kekebalan tubuh yang dimaksud adalah T-Cell, yang diubah untuk memiliki Chimeric Antigen Receptor (CAR), berfungsi seperti antena yang dapat mendeteksi sel kanker secara spesifik” katanya.

CAR-T Cell adalah jenis imunoterapi yang lebih spesifik dan inovatif, sementara imunoterapi secara umum bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker. Berbeda dengan imunoterapi biasa, CAR-T Cell therapy menggunakan pendekatan yang lebih terarah, yaitu dengan memodifikasi sel-sel kekebalan tubuh pasien secara genetik agar dapat mengenali dan menyerang sel kanker dengan lebih tepat. Karena kemampuannya yang sangat terfokus, terapi ini terbukti sangat efektif untuk mengobati jenis kanker tertentu, seperti leukemia dan limfoma, yang sering kali sulit diatasi dengan pengobatan konvensional.

Proses CAR-T Cell therapy, menurut dr. Aisyi, dimulai dengan pengambilan T-Cell dari darah pasien. Selanjutnya, T-Cell tersebut dimodifikasi di laboratorium agar dapat mengenali sel kanker dengan lebih efektif. Setelah dimodifikasi, T-Cell ini kemudian dikembangbiakkan dalam jumlah yang lebih banyak dan dimasukkan kembali ke tubuh pasien. Begitu kembali ke tubuh pasien, T-Cell yang telah dimodifikasi akan mencari dan menyerang sel kanker yang ada pada tubuh.

Untuk jenis kanker darah tertentu, seperti leukemia dan limfoma, CAR-T Cell therapy memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, dengan beberapa pasien bahkan mengalami remisi jangka panjang. Namun, hasil terapi ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu pasien dan jenis kanker yang diderita.

“Saat ini, terapi Car-T Cell terutama digunakan untuk mengobati kanker darah seperti leukemia dan limfoma. Penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkannya agar bisa digunakan pada jenis kanker lainnya. Namun, untuk sekarang penggunaannya masih terbatas,” ungkap dr. Aisyi.

Dalam proses CAR-T Cell therapy, setiap pasien dapat memiliki waktu yang berbeda-beda. Namun, umumnya terapi ini memakan waktu beberapa minggu, yang mencakup waktu untuk memodifikasi sel-sel T di laboratorium serta waktu pemulihan pasien setelah terapi dilakukan.

Tidak semua pasien kanker dapat langsung menjalani CAR-T Cell therapy. Terapi ini umumnya direkomendasikan untuk pasien yang telah menjalani pengobatan lain, seperti kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang, namun tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebelum menjalani CAR-T Cell therapy, pasien juga harus memenuhi beberapa kriteria kesehatan tertentu, seperti kondisi fisik yang masih cukup baik, untuk memastikan terapi ini dapat dilakukan dengan aman dan efektif.

“Pasien yang ingin mencoba terapi ini, biasanya harus melalui proses evaluasi oleh tim medis, termasuk onkologis, untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat,” tambahnya.

dr. Aisyi menjelaskan bahwa, seperti halnya semua pengobatan, CAR-T Cell therapy juga memiliki risiko efek samping. Salah satu efek samping yang paling serius adalah Cytokine Release Syndrome (CRS), di mana tubuh bereaksi berlebihan terhadap sel-sel T yang baru dimasukkan. Efek samping lainnya yang mungkin muncul adalah gangguan neurologis. Meskipun demikian, efek samping ini umumnya dapat diatasi dengan pengobatan khusus, selama pasien mendapatkan pengawasan medis yang ketat.

Saat ini, CAR-T Cell therapy umumnya hanya tersedia di pusat penelitian atau rumah sakit dengan fasilitas khusus. Jika layanan ini tersedia, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit rujukan kanker seperti RSK Dharmais untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang terapi ini atau mengetahui kriteria yang perlu dipenuhi untuk menjalani perawatan tersebut.

Share:

Tags: Car T-Cell Therapy

Leave a Comment