Sesuai dengan perannya sebagai rumah sakit Pusat Kanker Nasional sekaligus sebagai koordinator pengampu layanan kanker di Indonesia, RS Kanker Dharmais memberikan pendampingan/konsultasi pada rumah sakit di Indonesia yang akan membangun atau mengembangkan layanan kankernya. Saat ini melalui proyek IsDB IDN 1054 akan dibangun gedung layanan onkologi pada 4 rumah sakit vertikal, yaitu RSUP H. Adam Malik Medan; RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten; RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Keempat rumah sakit tersebut diminta untuk melakukan konsultasi layanan hingga detail Detail Engineering Design (DED) Gedung Onkologi ke RS Kanker Dharmais.
Serangkaian aktivitas telah dilakukan melalui rapat konsultasi daring, dan pada tanggal 21 November 2024, keempat rumah sakit tersebut melakukan konsultasi langsung ke RS Kanker Dharmais. Acara dibuka oleh Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian drg. Inda Torisia Hatang, MKM. Dalam sambutannya drg Inda mempersilakan tim dari empat RSUP untuk mempelajari mulai dari alur layanan, dan bagaimana detail teknis pelayanan yang dilakukan di RS Kanker Dharmais. Silakan pelajari, cermati, kemudian tiru dan sesuaikan dengan kondisi yang ada di masing masing rumah sakit; dan jangan ragu kontak kami untuk berdiskusi’.
Setiap rumah sakit mendapatkan kesempatan untuk mempelajari bagaimana layanan terapi sistemik, dan mekanisme handling cytoksik (rekonstitusi obat kanker). Penanganan obat kanker untuk terapi sistemik memerlukan ruang dan perlakuan khusus, karena resiko toksisitas bagi petugas. Antonius Simalango, SKM, MARS PPK project ISDB RSUP dr. Moh Hoesin Palembang, menyampaikan posisi ruangan handling cytoksik yang sangat strategis di Dharmais, Posisi ruangan handling cytoksik yang dekat dengan koridor, akan menjadi bahan evaluasi di rancangan kami, karena memudahkan untuk masuk/keluar alat, ujarnya.
Peserta konsultasi juga melihat bagaimana operasional dari ruang RIRA (Ruang Isolasi Radio Aktif) dan Ruang Imunitas Menurun (RIIM). Saat ini di Indonesia hanya terdapat 3 rumah sakit yang memiliki RIIM. RIRA dan RIIM adalah ruang rawat inap yang didesain khusus, bagi pasien yang sedang menjalani program pengobatan radiasi interna dan kemoterapi agresif atau yang sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh (immuno compromize). Walaupun terisolasi, namun pada perawatan RIIM pasien tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga melalui Intercom, dan keluarga bisa mengamati aktivitas pasien di dalam ruangan melalui layar monitor. dr. Andi M. Iqbal, SpKN dari RSUP dr. Moh Hoesin Palembang pada kesempatan ini juga sempat berkomentar tentang penggunaan intercom sebagai sarana komunikasi pasien dengan keluarga, Ini bagus, sederhana tapi bermakna. Selain layout ruangan, kriteria keamanan ruangan, peserta dari rumah sakit umum pusat juga mempelajari tentang bagaimana tempat pembuangan wadah bekas obat minum radioaktif dan bekas pakaian kotor pasien.
Selanjutnya peserta diajak untuk mempelajari layanan radioterapi dan layanan kedokteran nuklir yang terletak di basement RS Kanker Dharmais. Dr. Maliana M.Kes, dari RSUP H. Adam Malik memuji karena sudah menjadi 1 instalasi, Bagus banget...karena sudah menjadi satu instalasi... professional, high technology, friendly, and providing a comfortable for patients”.
Radioterapi merupakan salah satu sarana terapi utama di dalam penatalaksanaan kanker selain operasi dan terapi sistemik. Radioterapi atau terapi radiasi, dikenal juga dengan terapi sinar, adalah modalitas terapi kanker yang menggunakan radiasi pengion baik yang dihasilkan oleh sumber radioaktif maupun dari alat linear accelerator. Alat radioterapi di RS Kanker Dharmais antara lain LINAC, Brachyterapy, dan CT Simulator. Layanan kedokteran nuklir, merupakan salah satu andalan RS Kanker Dharmais, terdiri dari SPECT CT dan PET CT. dr Yustia Tuti, SpKN (K), FANMB selaku kepala SMF Kedokteran Nuklir memberikan penjelasan tentang persyaratan bangunan, tahapan perijinan, dan spesifikasi alat secara umum. RS Kanker Dharmais juga memproduksi radiofarmaka untuk pemeriksaan PET Scan, 18F-fluorodeoxyglucose (FDG). Produk Radiofarmaka FDG ini dibuat di dalam fasilitas yang telah mendapatkan ijin dari institusi terkait dan telah teruji mutu produknya.
Secara keseluruhan, dalam kegiatan ini, keempat RSUP mengucapkan terima kasih kepada RS Kanker Dharmais yang telah bersedia sharing pengalaman dalam layanan kanker di Indonesia. “Terimakasih kepada RS Kanker Dharmais yang sudah menerima perwakilan dari empat RSUP dalam rangka rencana pembangunan gedung layanan onkologi. Banyak sekali ilmu yang kami dapat kan dan pedoman penting dalam perencanaan pembangunan gedung ongkologi terutama untuk rencana pengembangan kedokteran nuklir. Staf yang ramah dan semangat dalam berbagi kepada kami untuk layanan NAPAK keren sekali kami akan upayakan ada layanan serupa di RS Soeradji, ujar Rumi Saryati ,S.Kep.Ns,M.Kep selaku PPK konstruksi RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, sekaligus mewakili peserta dari 4 RSUP. (ms)
Leave a Comment