Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) tahun 2022, kanker paru menjadi jenis kanker yang paling banyak ditemui di Indonesia. Kanker paru menempati posisi pertama sebagai kanker yang paling umum pada pria (15,4%) dan posisi kedua pada seluruh populasi (9,5%), serta menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker.
Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Mariska, Sp.P Sub Onk (K), mengungkapkan bahwa seperti kebanyakan jenis kanker lainnya, sebagian besar kasus kanker paru ditemukan dalam stadium lanjut. Oleh karena itu, skrining, deteksi dini, termasuk kecepatan dan ketepatan dalam diagnosis sangat berpengaruh terhadap efektifitas pengobatan dan prognosis pasien.
Sejak tahun 2023, pemerintah Indonesia telah meluncurkan program prioritas pengampuan layanan kanker dengan tujuan untuk mendekatkan akses layanan kanker kepada masyarakat. Program ini mengharapkan setiap kabupaten/kota memiliki minimal satu rumah sakit dengan kemampuan pelayanan kanker standar madya, mencakup bedah tumor dasar dan terapi sistemik. Sementara itu, setiap provinsi diharapkan memiliki minimal satu rumah sakit yang mampu menyediakan pelayanan kanker dengan standar utama, seperti bedah tumor lanjut, terapi sistemik, dan radioterapi.
Dalam upaya mendukung pengembangan layanan kanker, berbagai langkah telah diambil, seperti penyediaan alat kesehatan, pengadaan dokter spesialis, tenaga kesehatan, serta pelatihan, workshop, dan pendampingan (proctoring) layanan.
Sebagai koordinator pengampu nasional layanan kanker, Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais bekerja sama dengan RSUP Persahabatan melaksanakan program proctoring Bronkoskopi dengan Rapid on Site Cytological Evaluation (ROSE) di RSUP dr. Johannes Leimena, pada 14 – 15 November 2024 di Ambon, Maluku. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan deteksi kanker paru dan mempercepat diagnosis bagi pasien.
Direktur Utama RSUP dr. Johannes Leimena, drg. Saraswati, MPH dalam sambutannya, menyatakan sangat mendukung kegiatan proctoring ini dan berharap bisa dilaksanakan secara berkelanjutan untuk kasus kanker lainnya, mengingat RSUP dr. Johannes Leimena menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Maluku.
Lebih lanjut, dr. Mariska menambahkan dalam kegiatan ini terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan yang bermakna, serta membuka peluang untuk menjalin kerja sama dengan rumah sakit lain di sekitar wilayah tersebut.
“Proctoring ini juga menegaskan komitmen Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai pusat kanker nasional, serta RSUP Persahabatan, dalam meningkatkan kualitas layanan kanker di Indonesia,” tambahnya.
Bronkoskopi adalah prosedur untuk memeriksa dan mengetahui kondisi paru-paru dan saluran pernapasan dengan menggunakan alat bernama bronkoskop, yaitu tabung tipis/selang yang dilengkapi kamera dan lampu di ujungnya. Sementara itu, ROSE adalah teknik untuk memeriksa sampel jaringan secara cepat selama prosedur bronkoskopi, sehingga dokter bisa langsung mendapatkan hasil patologi dan memberikan umpan balik segera untuk menentukan diagnosis.
Dokter Spesialis Paru dari RSUP dr. Johannes Leimena, dr. Vebiyanti, Sp.P, mengatakan prosedur bronkoskopi di RSUP dr. Johannes Leimena tidak langsung diikuti dengan pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) on-site, yang menyebabkan waktu tunggu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil dan menetapkan diagnosis.
“Dengan adanya pendampingan, saya mendapatkan masukan tentang kiat kiat dalam melakukan tindakan, menjadi lebih tenang saat menghadapi situasi sulit, selain itu pemeriksaan PA on site, diagnostik pasien menjadi lebih cepat, selama ini kita harus menunggu,” katanya.
Pada beberapa kasus, lokasi tumor yang sulit dijangkau atau kondisi tumor dapat menyebabkan sampel yang diambil tidak mengandung sel tumor, melainkan hanya jaringan nekrotik. Akibatnya, pasien harus menjalani tindakan ulang atau penjadwalan prosedur diagnostik kembali dan memperpanjang proses diagnosis.
Disamping itu, Dokter Spesialis Paru (Konsultan) dari RSUP Persahabatan, dr. Mohamad Fahmi Sp.P (K) menyampaikan bahwa kanker paru adalah jenis kanker dengan perilaku yang sangat agresif dan cepat menyebar. Kecepatan dalam mendiagnosis kanker paru menjadi sangat penting untuk menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Oleh karena itu, dengan diadakannya proctoring Bronkoskopi dengan ROSE yang memungkinkan evaluasi sitologi langsung pada sampel yang diambil, diharapkan dapat mempercepat proses diagnosis dan mengurangi risiko tindakan ulang, sehingga pengobatan dapat segera dimulai pada pasien dengan kanker paru.
“Tindakan bronkoskopi diagnostik dan pemeriksaan sitologi cepat (ROSE) memang selayaknya menjadi hal yang rutin dilakukan di RSUP dr. Johannes Leimena mengingat kolaborasi antar disiplin spesialis yang sudah sangat baik ditunjang dengan alat alat bronkoskopi terbaru,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan proctoring ini, diharapkan RSUP dr. Johannes Leimena dapat terus melaksanakan prosedur bronkoskopi dengan ROSE secara rutin, serta memperkuat tim medis multidisiplin dalam penanganan kanker. Mengingat kanker adalah penyakit yang dapat melibatkan banyak organ dan membutuhkan perawatan dari berbagai spesialis, kolaborasi antar dokter spesialis dan penggunaan berbagai metode diagnostik serta terapi sangatlah penting.
Selain itu, diharapkan rumah sakit ini dapat mengirimkan tenaga perawat bronkoskopi untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut, serta segera mengoperasikan layanan terapi kanker sesuai dengan standar layanan strata utama. Untuk meningkatkan kualitas pengobatan, juga diharapkan para dokter spesialis di rumah sakit ini dapat melanjutkan pendidikan subspesialis onkologi atau mengikuti program fellowship onkologi.
Tindakan diagnostik secara tim multidisiplin ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di Rumah Sakit wilayah Provinsi Maluku. Dalam prosedur ini, tim operator bronkoskopi dan tim patologi anatomi bekerja sama dengan sangat cepat untuk melakukan bronkoskopi ROSE pada dua pasien yang diduga mengidap kanker paru (Ca paru).
Tim yang terlibat dalam prosedur ini, antara lain:
- dr. Vebiyanti, Sp.P (RSUP dr. Johannes Leimena) sebagai operator bronkoskopi,
- dr. Yunita Novalina, Sp.P (BKPM), sebagai observer
- dr. Rina A, Sp.P (RS Siloam Ambon), sebagai observer.
Sedangkan tim patologi anatomi terdiri dari:
- dr. Elisabeth, Sp.PA (RSUP dr. Johannes Leimena),
- dr. Winny N. L, Sp.PA (RSUD dr. M. Haulussy, Provinsi Maluku),
Tim proctoring pengampu nasional dan regional terdiri dari:
- dr. Mariska, Sp.P Sub Onk (K) (RS Kanker Dharmais),
- dr. Mohamad Fahmi, Sp.P (K) (RSUP Persahabatan),
- dr. Ruth S, Sp.PA (K) (RSUP Persahabatan),
- dr. Mayang Sari, MARS (Koordinator Pengampuan Layanan Kanker RS Kanker Dharmais).
Kerja sama antar tim ini menunjukkan pentingnya kolaborasi multidisiplin dalam mempercepat diagnosis dan memastikan kualitas layanan medis yang lebih baik bagi pasien kanker paru.
“Dengan proctoring ini, kita belajar lebih riil, selama ini hanya membayangkan, ternyata sebetulnya kita mampu laksana,” ujar dr. Winny N, Sp.PA.
Berita ini disiarkan oleh Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat, Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais
Leave a Comment