Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSK Dharmais), baru-baru ini menyelenggarakan Pelatihan Simulasi Tanggap Darurat Bencana dan Kebakaran yang berlangsung pada 13-14 November 2024 di Jakarta. Pelatihan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat dan Kepolisian Sektor Palmerah yang diikuti oleh 206 peserta pelatihan yang terdiri dari tenaga medis, tenaga kesehatan, serta pegawai dari berbagai satuan kerja di RSK Dharmais.
Direktur Layanan Operasional RSK Dharmais, dr. Juliana Aritonang, MARS, menyebutkan bahwa pelatihan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan seluruh pegawai dalam menghadapi situasi darurat, seperti bencana dan kebakaran.
"Tahun ini, pelatihan difokuskan pada Tower C, Gedung Pelayanan Kanker Ibu dan Anak yang baru berdiri dan akan segera beroperasi," ujar dr. Juliana.
Ia menambahkan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien dan seluruh pegawai di rumah sakit. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya rumah sakit untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan keamanan dalam setiap aspek pelayanan kesehatan.
Pelatihan Simulasi Tanggap Darurat Bencana dan Kebakaran mencakup berbagai materi penting terkait penanggulangan kebakaran dan bencana. Di antaranya adalah Pengetahuan tentang Perilaku Api, Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG), Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan, serta Pengetahuan tentang Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Cara Penggunaan Peralatan Petugas Pemadam Kebakaran (SCBA) dan Peralatan Keselamatan Evacuation Chair serta Teori Tali Menali Dalam Upaya Evakuasi Eksternal Gedung Dengan Penyelamatan Vertikal. Selain itu peserta juga diberikan pemahaman mengenai konsep dasar dan penanggulangan bencana, termasuk mitigasi gempa bumi dan pengurangan risiko bencana.
Tidak hanya berbentuk teori, pelatihan tersebut juga melibatkan simulasi tanggap darurat yang mengajarkan peserta untuk menanggapi kejadian sesuai skenario, seperti mengumpulkan penghuni Gedung menuju area titik kumpul (assembly point) yang aman dan melakukan pemadaman api bersama Tim Damkar. Peserta juga berkesempatan melakukan praktik penggunaan APAR, Hydrant, dan Fire Blanket sebagai bagian dari upaya meningkatkan keterampilan dalam menangani situasi darurat.
dr. Juliana berharap pelatihan ini tidak hanya dilaksanakan setahun sekali sebagai kewajiban atau persyaratan akreditasi, tetapi benar-benar harus dipahami dan diterapkan dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat di rumah sakit.
"Situasi darurat bisa terjadi kapan saja, baik itu kebakaran, bencana alam, atau kejadian tak terduga lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh pihak di rumah sakit untuk selalu siap dan tanggap dalam menghadapi segala kemungkinan," pungkasnya.
Berita ini disiarkan oleh Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat, Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais
Leave a Comment