Rumah Sakit Kanker Dharmais, sebagai Pusat Kanker Nasional, telah melakukan transplantasi sumsum tulang pada kanker anak pertama di Indonesia. Prosedur ini dilaksanakan pada Senin (21/10/2024) dan menjadi langkah penting dalam penanganan penyakit kanker.
Direktur Utama RSK Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito, MARS, mengungkapkan bahwa transplantasi sumsum tulang ini merupakan hasil kerja keras Tim Multidisiplin dibawah koordinasi ahli hematologi-onkologi anak dari RSK Dharmais, dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K) yang bekerja sama dengan tim RSAB Harapan Kita dan RSCM. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan tim pakar dari Malaysia, Professor of Paediatrics and Head of the Division of Paediatric Haematology-Oncology and Bone Marrow Transplantation at the University of Malaya Medical Centre (UMMC), Prof. Dr. Hany Binti Mohd Ariffin.
“Kemarin, tanggal 21 Oktober 2024 Rumah Sakit Kanker Dharmais mulai melakukan pelayanan transplantasi sumsum tulang untuk kanker anak yang perdana atau pertama di Indonesia,” ungkapnya.
Rumah Sakit Kanker Dharmais, menurut Dr. Soeko, sebelumnya sudah terlebih dahulu melakukan transplantasi sumsum tulang untuk orang dewasa. Namun, untuk anak, transplantasi ini baru bisa dilaksanakan karena ada beberapa perbedaan yang harus diperhatikan, salah satunya adalah persiapan yang diperlukan meliputi sarana prasarana, alat-alat, dan obat-obatan. Selain itu, penting untuk menseleksi pendonor sumsum tulang agar bisa memastikan kecocokan dengan penerima. Tak kalah penting, diperlukan pengetahuan yang mendalam karena prosedur transplantasi itu sendiri tidaklah mudah.
“Yang paling penting adalah memilih pasien karena kita harus menseleksi pasiennya dan juga menseleksi donor sumsum tulang yang tepat untuk pasien tersebut,” kata dr. Soeko
dr. Soeko menambahkan bahwa dalam melaksanakan prosedur transplantasi sumsum tulang, terutama pada anak memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah dan seluruh masyarakat. Dengan dukungan tersebut, diharapkan transplantasi ini dapat berjalan lancar. Disamping itu, ia pun berharap agar pasien yang menjalani transplantasi tersebut dapat bertahan dan selamat sehingga bisa mengikuti semua prosedur pelayanan dengan baik.
“Dengan kolaborasi yang sangat luar biasa ini, kita semua bisa memulai transplantasi sumsum tulang anak yang pertama di Indonesia. Tentunya karena ini baru pertama kali, membutuhkan dukungan dari semua pihak agar bisa membuat satu perubahan dalam bidang kesehatan di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Hany merasa sangat senang dapat terlibat dalam peristiwa bersejarah ini, yaitu melakukan transplantasi sumsum tulang pertama pada anak di Indonesia secara kolaboratif. Ia menekankan pentingnya transplantasi sumsum tulang untuk mengatasi berbagai penyakit darah, termasuk leukemia yang dialami oleh anak-anak.
“Saya kira ini merupakan upaya kolaborasi yang membuahkan hasil dan tidak mudah bagi kita untuk mencapai tahap ini,” ujarnya.
Prof. Hany menjelaskan bahwa proses transplantasi sumsum tulang akan menghadapi banyak tantangan dan kendala yang perlu diatasi. Ini tidak hanya terkait dengan pemilihan pendonor yang cocok dengan penerima, tetapi juga memerlukan keahlian dokter, dukungan dari perawat, dan laboratorium yang baik. Selain itu, semua pihak terkait harus memiliki pemahaman yang sama untuk memastikan keberhasilan prosedur ini. Ia berharap bahwa layanan ini dapat berkembang di masa depan, sehingga semakin banyak anak yang dapat diselamatkan.
“Ini adalah jenis pengobatan yang tidak merugikan pendonor dan sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa pasien, khususnya anak-anak,” ujar Prof Hany.
Transplantasi Sumsum Tulang Tingkatkan Angka Harapan Hidup Anak Dengan Kanker
Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur medis yang digunakan untuk membantu mengobati penyakit yang memengaruhi sel darah, seperti penyakit leukemia akut. Prosedur ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali sistem pembentukan darah pasien yang rusak dengan mencangkok sel punca/induk darah dari donor. Sel punca ini berasal dari sumsum tulang, yang merupakan organ yang menghasilkan darah.
Ahli hematologi-onkologi anak dari RSK Dharmais, dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K) menjelaskan bahwa kanker pada anak sebenarnya adalah masalah yang serius. Meskipun volume kasusnya hanya sekitar 5% dari semua jenis kanker, secara teori kanker pada anak memiliki potensi untuk disembuhkan. Oleh karena itu, untuk menghadapi kasus-kasus yang kompleks selain modalitas terapi konvensional seperti kemoterapi, pembedahan dan radioterapi, sangat penting melengkapinya dengan modalitas terapi yang lebih advance seperti transplantasi sumsum tulang agar dapat meningkatkan angka harapan hidup anak-anak dengan kanker di Indonesia.
“Sehingga dengan adanya transplantasi sumsung tulang saat ini dan kemudian bisa dikembangkan lagi dengan modalitas lain seperti terapi sel, maka harapannya survival rate kanker pada anak bisa mencapai lebih dari 90%,” jelasnya.
Pada banyak kasus kanker pada anak, sel punca/induk merupakan cancer stem cell atau bisa berperan sebagai sel kanker. Beberapa obat konvensional terkadang tidak efektif dalam meningkatkan harapan hidup. Oleh karena itu, diperlukan modalitas yang baru seperti transplantasi sumsum tulang.
Transplantasi sumsum tulang bertujuan untuk menggantikan sel-sel punca yang tidak sehat dengan sel-sel dari donor yang sehat. Proses ini disebut transplantasi alogenik, di mana sel-sel sumsum tulang sehat dari donor digunakan untuk menggantikan sumsum tulang pasien yang memiliki sel-sel punca yang rusak.
“Dari situ diharapkan sel-sel sumsum tulang dapat tumbuh dan kembali menghasilkan sel-sel yang normal,” kata dr. Aisyi.
Sementara dalam pemilihan donor dan penerima sangat penting karena tidak semua pasien bisa langsung menjalani transplantasi. Terdapat indikasi tertentu yang harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah pasien cocok.
Untuk donor, langkah awalnya adalah mencari yang "full match" berdasarkan human leukocyte antigen (HLA), yang harus cocok sepenuhnya. Namun, kecocokan ini cukup jarang ditemukan dalam populasi disini. Oleh karena itu, tahap pertama biasanya dilakukan dengan mencari donor dari saudara kandung yang cocok atau matched sibling donors. Setelah itu, langkah berikutnya bisa melibatkan haploidentical donor dengan melanjutkan proses ini secara bertahap berdasarkan pengalaman yang diperoleh.
dr. Aisyi menambahkan bahwa dengan dilakukannya transplantasi sumsum tulang untuk kanker anak, angka harapan hidup anak-anak dengan kanker di Indonesia dapat meningkat. Hal ini juga merupakan hasil kolaborasi dan kerja sama berbagai pihak, dari hulu sampai hilir, termasuk regulator, tim dokter spesialis, psikolog, relawan, dan yayasan-yayasan yang berkecimpung di bidang kanker anak.
“Dan tentu kita tidak bisa membiarkan anak-anak kanker kita berjuang sendirian,” tutupnya.
Berita ini disiarkan oleh Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat, Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais
Leave a Comment