Jakarta, 23 Juli 2024
Dalam menciptakan program kanker yang komprehensif sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kanker di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) melakukan kegiatan Visitasi dan Meeting ImPACT Review di RSK Dharmais, Jumat (19/7) di Jakarta.
ImPACT Review dilakukan untuk menilai kapasitas dan kebutuhan pengendalian kanker suatu negara dan mengidentifikasi intervensi prioritas untuk menanggapi beban kankernya secara efektif.
Direktur utama RSK Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS sangat menyambut baik kedatangan para ahli dan delegasi Internasional ImPACT serta mendukung penuh pelaksanaan ImPACT Review di RSK Dharmais.
“Kami senang dan sangat menyambut para pakar internasional dari WHO, IAEA, dan IARC yang datang berpartisipasi dalam kegiatan ImPACT Review. Kegiatan ini tentu akan memberikan dukungan untuk pemerintah dalam pengendalian kanker di Indonesia” ujarnya.
Soeko menjelaskan RSK Dharmais sebagai rumah sakit kanker di Indonesia memiliki tugas, yakni memberikan layanan perawatan kanker (Cancer Care Service), pelatihan, pendidikan, dan penelitian, serta Hospital based and Spesific Cite Cancer Registry. Selain itu, RSK Dharmais yang ditunjuk pemerintah sebagai Pusat Kanker Nasional juga bertugas untuk memberikan layanan pembinaan kanker nasional, pelatihan dan pendidikan pembinaan kanker nasional, dan National Cancer Data.
“Saat ini negara Indonesia memiliki misi dalam negeri atau misi terpadu dalam menghadapi kanker, yaitu dalam program terapi kanker,” tuturnya.
RSK Dharmais sendiri merupakan rumah sakit rujukan tipe A yang sudah terakreditasi secara internasional dengan memiliki 345 tempat tidur untuk rawat inap, 18 tempat tidur darurat, 50 tempat tidur (one day care), 3 tempat tidur (hospice) dan total terdapat 1.843 pegawai rumah sakit yang telah melayani lebih dari 230.000 pasien per tahun.
“Kami juga menjadi HUB jaringan layanan kanker dalam program transformasi kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk itu, akan terus berjuang melawan kanker dengan membuat program pengendalian kanker nasional yang dikembangkan bersama dengan Kementerian Kesehatan,” tambah Soeko.
Program Pengendalian Kanker Nasional atau National Cancer Control Program (NCCP) adalah program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus dan kematian akibat kanker serta meningkatkan kualitas hidup pasien kanker melalui penerapan strategi berbasis bukti yang sistematis dan adil untuk: pencegahan, deteksi dini, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, perawatan paliatif, dan penelitian untuk menemukan solusi inovatif dan mengevaluasi hasil.
Sebelumnya, kick-off Meeting Impact dengan IAEA, WHO, IARC, dan pakar - pakar nasional telah dilakukan pada tanggal 8 Mei 2024 di RSK Dharmais. Kementerian Kesehatan bersama para ahli - ahli nasional juga telah menyelesaikan dokumen penilaian mandiri mengenai situasi pengendalian kanker, diikuti dengan sesi tinjauan pustaka untuk memperdalam materi.
Soeko berharap hasil analisis dari Meeting ImPACT Review dapat memberikan rekomendasi dan strategi bagi RSK Dharmais untuk menjadi dasar dalam penyusunan program pengendalian kanker tingkat nasional melalui National Cancer Control Program (NCCP).
Sementara itu, Chair of the ‘Joint Assessment Team from the WHO-IAEA-IARC, Dr. Igor Veljkovic menjelaskan imPACT Review tahun ini akan menjadi dasar penyusunan strategi pengendalian kanker di tingkat nasional melalui National Cancer Control Program (NCCP) sehingga harapannya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kanker di Indonesia, khususnya di RSK Dharmais.
“Bagi kami, ini adalah awal dan kelanjutan dari kolaborasi dengan rumah sakit dari suatu negara. Jadi, ini benar-benar merupakan seruan penting untuk terus berkolaborasi dalam jangka panjang dengan rumah sakit, kolega - kolega rumah sakit, dan negaranya,” ucapnya.
Igor mengungkapkan beberapa pengamatan yang dilakukan melalui data-data yang telah diterima dari manajemen RSK Dharmais akan menjadi bahan diskusi yang dilakukan secara bersama dan bisa menghasilkan beberapa rekomendasi tentang cara untuk mengembangkan dan memajukan program pengendalian kanker di Indonesia.
“Dukungan dari IARC untuk mempercepat implementasi cancer registry di Indonesia,” tutupnya.
Berita ini disiarkan oleh Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat, Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais
Leave a Comment