Pengaruh Kanker dan Pengobatannya terhadap Kesehatan Jantung
Menurut Riskedas 2018 prevalensi kanker di Indonesia 1,8/1000 penduduk. Data Globocan 2018 menunjukkan presentase kasus kanker di Indonesia sebagai berikut: kanker payudara (16,7%), kanker serviks (9,3%), kanker paru (8,6%), kanker kolorektal (8,6%), kanker hati (5,3%) dan kanker yang lain (51,5%). WHO menyatakan sebanyak 12% dari 1.863.000 kasus kematian di Indonesia tahun 2016 disebabkan oleh kanker. Gaya hidup diketahui berpengaruh sebanyak 90-95% terhadap terjadinya kanker, sementara genetik hanya berpengaruh sebanyak 5-10%. Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat mampu menurunkan risiko kematian akibat kanker.
Teknologi deteksi dini kanker yang berkembang cukup pesat mampu memberikan hasil yang lebih akurat. Perkembangan di bidang pengobatan juga memungkinkan kanker dapat disembuhkan sehingga terjadi peningkatan usia harapan hidup. Namun sejalan dengan hal tersebut, upaya penyembuhan kanker juga dapat menimbulkan komplikasi pada organ lain.
Jantung merupakan salah satu organ yang berisiko mengalami komplikasi akibat pengobatan kanker. Baik pengobatan melalui kemoterapi, radioterapi maupun terapi hormon. Kemoterapi diketahui dapat menyebabkan gangguan jantung seperti aritmia, iskemia, infraksi, kerusakan katup jantung dan peradangan perikaridium. Akumulasi obat kemoterapi seperti anthasiklin diketahui mampu mengakibatkan gagal jantung kongesti dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri. Nilai fraksi ejeksi ventrikel kiri menunjukkan banyak darah yang mampu dipompa oleh ventrikel kiri dalam satu kali kontraksi. Efek samping anthasiklin terhadap jantung diketahui bergantung terhadap dosis yang digunakan. Semakin tinggi dosis dan semakin lama penggunaannya maka kardiotoksisitasnya semakin meningkat.
Terapi radiasi merupakan jenis pengobatan kanker yang umum diberikan pada penderita kanker payudara, kanker paru, kanker esofagus, kanker tiroid dan limfoma Hodgkin. Namun, diketahui penyintas kanker yang menerima terapi radiasi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular. Beberapa masalah jantung seperti peradangan perikardium akut maupun kronis, kardiomiopati, gagal jantung kongesti, gangguan katup jantung, penyakit arteri koroner dan ketidaknormalan konduksi ditemukan pada sejumlah penyintas kanker yang pernah menerima terapi radiasi.
Terapi hormon merupakan pengobatan kanker yang efektif untuk pasien kanker payudara dan kanker prostat. Namun, terapi hormon pada pasien kanker payudara memiliki efek samping terhadap sistem kardiovaskular. Pemberian AI (Aromatase Inhibitor) pada pasien kanker payudara diketahui meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti memicu kenaikan berat badan, meningkatnya tekanan darah dan kadar kolestrol. Terapi hormon pada pasien kanker prostat yaitu ADP (Androgen Deprivation Hormone) merupakan terapi penurunan kadar hormon androgen. Meski terapi tersebut terbilang efektif untuk pasien kanker prostat, terapi tersebut juga meningkatkan risiko gangguan jantung pada pasien. Terapi tersebut secara tidak langsung memperburuk faktor risiko penyakit jantung yang dimiliki pasien seperti mampu meningkatkan kadar LDL dan trigliserida yang berarti meningkatkan risiko arterioskelosis dan penyakit arteri koroner, meningkatkan berat badan dan meningkatkan resistensi insulin yang berarti meningkatkan risiko diabetes
Penderita penyakit jantung misalnya hipertensi, hiperkolestrolemia dan penyakit arteri koroner atau pasien yang mempunyai risiko penyakit jantung saat terdiagnosis kanker menjadi lebih rentan terhadap berbagai bentuk pengobatan kanker yang memiliki efek samping terhadap kesehatan jantung. Paradigma baru pengobatan kanker yaitu dengan mempertimbangkan faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan jantung. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kesehatan jantung seperti perhitungan troponin, perhitungan BNP (Brain Naturetic Peptide), ekokardiografi, elektrokardiografi dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Faktor risiko penyakit kanker dan jantung saling tumpang tindih, mencegah salah satu sama artinya dengan mencegah yang lainnya. Pengetahuan mengenai kesehatan jantung pasien kanker ikut menentukan jenis pengobatan kanker yang diberikan dengan tujuan mengurangi risiko kematian akibat gangguan jantung. Evaluasi kesehatan jantung dilakukan sebelum, selama dan setelah pengobatan kanker.
Daftar Pustaka:
Anand, P., Kunnumakara, A.J., Sundaram, C., et al. (2008). Cancer is a preventable disease that requires major lifestyle changes. Pharmaceutical Research 25 (9):2097-2116.
Bhatia, N., Santos, M., Jones, L.W., et al. (2016). Cardiovascular effects of androgen deprivation therapy for the treatment of prostate cancer. Circulation 133:537-541.
Blaes, A., Prizment, A., Koene, R.J. & Konety, S. (2017). Cardio-oncology related to heart failure common risk factors between cancer and cardiovascular disease. Heart Fail Clin 13(2):367-380.
Ewer, M.S. & Ewer, S.M. (2015). Cardiotoxicity of anticancer treatment. Nature Reviews Cardiology Advance Online Publication 1-12.
Eyre, H., Kahn, R., Robertson, R.M., et al. (2004). Preventing cancer, cardiovascular disease, and diabetes. Circulation 109:3244-3255.
Foglietta, J., Inno, A., de Iuliis, F., Sini, V., Duranti, S., Turazza, M., Tarantini, L. & Gori, S. (2016). Cardiotoxicity of aromatase inhibitors in breast cancer patients, Clinical Breast Cancer.
Globocan. (2018). 360-indonesia-fact-sheets. https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf. Diakses 23 September 2019, pk. 14:02 WIB.
Hamo, C.E, & Bloom, M.W. (2015). Getting to the heart of the matter: an overview of cardiac toxicity related to cancer therapy. Clinical Medicine Insights Cardiology 9(52):47-61.
Herrmann, J., Lerman, A., et al. (2014). Evaluation and management of patients with heart disease and cancer: cardio-oncology. Mayo Clin Proc 89 (9):1287-1306.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI.
Koene, R.J., Prizment, A.E., Blaes, A. & Konety, S.H. (2016). Shared risk factors in cardiovascular disease and cancer. Circulation 133:1104-1114.
Kumar, P. & Pawaiya, R.V.S. (2010). Advances in cancer diagnostics. Brazilian Journal of Veterinary Pathology 3 (2):142-153.
Madan, R., Benson, R., Sharma, Julka P.K. & Rath G.K. (2015). Radiation induced heart disease: Pathogenesis, management and review literature. Journal of the Egyptian National Cancer Institute 27:187-193.
Nielsen, K.M., Offersen, B.V., Nielsen, H.M., Vaage-Nilsen, M. & Yusuf, S.W. (2016). Short and long term radiation induced cardiovascular disease in cancer patient. Clinical Cardiology 40:255-261.
UNH (2016). Caring for your heart during and after breast cancer treatment. March 26, 2018. http://www.uhn.ca/PatientsFamilies/Health_Information/Health_Topics/Documents/Caring_Heart_during_after_Breast_Cancer_Treatment.pdf. Diakses 23 September 2019, pk. 14:09 WIB
Volkova, M., & Russel, R. (2011). Anthracycline cardiotoxicity: prevalence, pathogenesis and treatment. Current Cardiology Reviews 7: 214-220.
WHO. 2018. Indonesia – World Health Organization. https://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf. Diakses 23 September 2019, pk. 14:13 WIB.
Leave a Comment