Lina Herlina, SKep. Ns (Perawat Onkologi Radioterapi)
Latar Belakang
Berdasarkan data Globocan, saat ini beban penyakit kanker di dunia meningkat, yaitu terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian di tahun 2018 dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker, serta satu dari delapan laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan bahwa dari 1000 penduduk 1,8 persen penduduk mengidap kanker.
Di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sendiri jumlah rata-rata kunjungan pasien tahun 2018 mencapai 10.000 per bulan, dengan pelayanan rawat inap sekitar 300 hingga 400 pasien per bulan. Angka itu terus bertambah dengan mayoritas pasien yang datang dengan stadium lanjut, yaitu stadium tiga dan empat.
Radiasi merupakan salah satu modalitas dalam pengobatan pada pasien kanker selain operasi dan kemoterapi, pada tahun 2018 jumlah pasien yang mendapatkan terapi radiasi di RS. Kanker “Dharmais” sebanyak 49.450 kunjungan. Menurut buku Acute Side Effects of Radiation Therapy hal 1, Sekitar 90-95% dari semua pasien yang diobati dengan terapi radiasi akan mengalami reaksi kulit. Berbagai tingkat dermatitis radiasi dialami oleh pasien yang menjalani terapi radiasi. Pada kebanyakan pasien, dermatitis radiasi ringan sampai sedang, sekitar 15-25% pasien mengalami reaksi parah, oleh karena itu kita perlu mengetahui untuk melakukan mengurangi dan atau pengobatan pada dermatitis akut radiasi.
Jenis Terapi Radiasi
Terdapat 2 jenis terapi radiasi, yaitu radiasi eksternal dan brakhiterapi. Radiasi eksternal adalah pemberian radiasi dari jarak tertentu ke volum target yang telah ditentukan, tujuan dari radiasi eksternal yaitu untuk mengobati (definitif, ajuvan, neoajuvan), pengobatan paliatif, dan untuk mengontrol (Radiation oncology Nursing Practice and education .hal 157). Sedangkan brakhiterapi yaitu proses penyinaran dimana sumber radiasi didekatkan sedekat mungkin dengan organ target yang akan diradiasi dan proses pemberian radiasi dosis tinggi dengan meminimalkan efek radiasi pada jaringan normal (Radiation oncology Nursing practice and Edukasi hal 13).
Efek Samping Radiasi
Efek samping dari radiasi adalah sebagai berikut (Source : Acute Side Effects of Radiation Therapy):
•Fatigue (selama radiasi tubuh membutuhkan banyak energi untuk memulihkan sel-sel yang rusak)
•Reaksi kulit (eritema, deskuamasi kering dan basah)
•Mual dan muntah
•Anoreksia (faktor yang mempengaruhi adalah inactivity, medikasi, dan masalah psikologis)
•Kesulitan menelan
•Mukositis
•Xerostomia
•Diare
•Cystitis
•Supresi sumsum tulang
Pada artikel kali ini akan khusus membahas mengenai efek samping radiasi yang berupa reaksi kulit (eritema, deskuamasi kering dan basah).

 

Gambar 1 : Faktor Resiko Efek Samping Radiasi
(Referenci :Acute Side Effects of Radiation Therapy hal 4,6,8)
Efek Samping Radiasi pada Kulit
Pada CTCAE v4.3 for dermatitis dikatakan bahwa penilaian gangguan kulit terbagi menjadi 4 Grade, yaitu:
1.Grade 1:Faint erythema or dry desquamation
2.Grade 2:Moderate to brisk erythema; patcy moist desquamation, mostly confined to skin folds and creases; moderate edema
3.Grade 3:Moist desquamation in areas other than skin folds and creases; bleeding induced by minor trauma or brasion
4.Grade 4:Skin necrosis or ulceration of full-thickness dermis; spontaneous bleeding from involved site

Reaksi-reaksi yang terjadi pada kulit dapat dilihat pada gambar berikut :

 

Efek samping pada kulit terbagi 2 akut dan lambat. Efek samping akut yaitu jenis efek deterministik, yang memiliki ambang batas yang khas dan ada hubungan langsung dengan dosis diberikan dan berdasarkan grade dermatitis. Sedangkan efek samping lambat merupakan Efek samping akhir terjadi 3 bulan post radiasi.

Gambar 3 : Efek Samping Radiasi pada Kulit
1.Eritema
Terjadi pada minggu kedua hingga ketiga perawatan dan awalnya muncul sebagai sedikit warna merah muda, berkembang menjadi warna merah terang atau ungu kemerahan karena dosis kumulatif meningkat. Eritema disebabkan oleh kerusakan sel basal/penghancuran sel-sel basal yang ditandai dengan ekstravasasi eritro dan pelebaran kapiler pada dermis klinis (reaksi inflamasi).
Eritema dapat disertai dengan hiperpigmentasi dan dapat bertahan selama beberapa bulan setelah radiasi.
2.Deskuamasi Kering
Deskuamasi kering biasanya terjadi pada dosis 3000 cGy atau lebih tinggi. Hal ini ditandai dengan penumpahan lapisan terluar kulit Terlihat seperti kerak, ketika sel-sel baru bermigrasi untuk menggantikan sel-sel yang rusak.
3.Deskuamasi Lembab
Epidermis mengelupas, permukaan di bawahnya lembab dan edematous. Kehilangan epidermal dapat meningkatkan risiko infeksi dan deskuamasi lembab dapat dikaitkan dengan eksudat purulen. Deskuamasi lembab terjadi pada dosis di atas 4000 cGy dan resiko lebih besar terjadi pada area lipatan kulit.
Reepithelialization di daerah-daerah deskuamasi lembab dapat mengakibatkan hipopigmentasi atau hiperpigmentasi kulit atau kombinasi keduanya. Hiperpigmentasi dapat bersifat menetap.
4.Telangiectasia
Telangiectasias adalah pelebaran sel darah superfisial, kejadiannya meningkat di area deskuamasi lembab sebelumnya. Pelebaran ini permanen dan cenderung meningkat seiring waktu. Telangiectasiaini dapat dihilangkan dengan terapi laser tetapi umumnya dapat muncul kembali.
5.Edema
Edema ditandai dengan pembengkakan jaringan interstitial yang persisten, lebih sering terjadi pada daerah-daerah terjumbai ekstremitas dan payudara dan mungkin bersifat kronis.
6.Fibrosis
Radiasi fibrosis menyebabkan hilangnya sel parenkim dengan meningkatnya pembentukan fibrosa tissue. Di kulit dan jaringan lunak, area yang terkena menjadi lebih kencang dan kadang menyakitkan.

Perawatan
1.Reaksi Awal
•Bersihkan setiap hari dengan air steril ( aquabidest ) dan lalu keringkan
•Oleskan lotion pelembab ringan dua kali per hari
•Hindari aplikasi dalam waktu 3 jam sebelum menerima radiasi
•Lindungi daerah radiasi dari paparan sinar matahari
•Hindari menggosok atau gesekan pada permukaan kulit
2.Eritemosa
•Bersihkan setiap hari dengan NaCl lalu keringkan
•Pertimbangkan memakai Skintegrity pembersih luka /hydrogel (atau produk serupa)
•Beralih ke krim pelembab tebal seperti calendula (minyak zaitun). Oleskan tipis-tipis 2 kali/hari
•Hindari aplikasi dalam waktu 3 jam sebelum menerima radiasi
•Terapkan Mepilex Lite (modern dresing , absorbs exudat)
3.Deskuamasi Kering
•Oleskan lapisan tipis krim calendula (misal minyak zaitun) ke area radiasi dua kali sehari
•Terapkan Mepilex Lite (modern dresing) untuk setiap daerah yang mengalami menggosok atau gesekan. Hapus sebelum perawatan radiasi
•Terapkan pendinginan kompres (handuk dingin atau handuk tebal dengan kompres es di atas) ke daerah-daerah yang meradang dua kali sehari.
•Pertimbangkan hidrogel lembar /hidrogel cream. Berhati-hatilah saat melepas ganti untuk tidak trauma atau merobek kulit. Tidak dianjurkan pada kulit yang rapuh. Hapus ganti ini sebelum perawatan radiasi
4.Deskuamasi Lembab
•Sehari-hari dengan Skintegrity semprot manual debride mengupas kulit sekali sehari jika diperlukan (pasien tidak harus melakukan ini)
•Terapkan Aquacel Ag / Algicel Ag / Mepitel Ag (atau ganti serupa). Dipotong untuk muat atas tepi deskuamasi lembab. Menutupi ini dengan pasta sekunder seperti Mepilex lite
•Jangan menggunakan perekat pada kulit terpancar
•Perubahan berpakaian setiap 24-48 jam saat menjalani perawatan
•Bila deskumasi basah di sertai dengan infeksi perawatan kulit di alihkan ke poli luka kanker.

 

Kesimpulan
Management keperawatan Efek Samping Radiasi Pada Kulit meliputi bio-psiko-sosio-spiritual mulai dari pre- intra- pasca radiasi, fokusnya diutamakan upaya preventif & promotif salah satunya dengan mendidik pasien menjadi Pasien yang cerdas, dan ikut serta dalam program pengobatan yang dijalaninya.
Materi ini telah disajikan pada Kegiatan Webinar tanggal 21 Februari 2019
Narasumber : Lina Herlina, Skep, N
Moderator : Nurul Akma Iik Lolita Imrani, S.Kep. M.Kep, ETN

 

Share:

Tags:

Leave a Comment