Copy Number Alteration (CNA) dan Minimal Residual Disease (MRD) pada Leukemia Limfoblastik Akut B-Lineage Anak

Oleh : dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K), Dr. dr. Lyana Setiawan, SpPK, Fahreza Saputra, S.Si, dr. Siti Nadliroh, Muhammad Al Azhar, S.Biotek, Puji Lestari, S.Si., M.Biotech Anita Meisita, S.KM

(Departemen Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais)

 

Acute lymphoblastic leukemia atau leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah tipe kanker yang paling umum pada anak. Sebanyak 85% dari kasus LLA pada anak adalah B-cell lineage (LLA B-lineage) dan 10-15% sisanya adalah kasus LLA T-lineage. LLA B-lineage menyebabkan abnormalitas pada sel limfosit B(1).

LLA pada anak mencapai 3-4 kasus per 100,000 anak di Amerika Serikat, dimana 4900 anak terdiagnosis penyakit ini per tahunnya. Insiden LLA lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan laki-laki memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan perempuan. Faktor genetik juga memiliki peran dalam kasus LLA pada anak misalnya kasus trisomy 21 (Down Syndrome) pada anak menyebabkan anak 10 hingga 20 kali lebih rentan terhadap leukemia. Faktor kimia seperti radiasi dan bahan kimia beracun dapat menjadi faktor penyebab berkembangnya leukemia akut2.

Stratifikasi LLA pada kanker anak

Terdapat tiga kategori kelompok risiko LLA pada kanker anak, yaitu standard (low) risk, high risk dan very high risk. Pada kelompok standard risk pasien kanker anak berumur 1 hingga 10 tahun dengan jumlah sel darah putih kurang dari 50,000/μL. Pasien kanker anak pada kelompok high risk mencakup anak dengan umur 10 tahun dengan jumlah sel darah putih 50,000/μL atau lebih. Pada pasien kanker anak LLA di kelompok very high risk, pasien tersebut berumur kurang dari 1 tahun dengan perubahan pada beberapa gen, respon yang lambat pada pengobatan awal dan anak yang memiliki tanda-tanda leukemia setelah 4 minggu pengobatan (3).

  

Minimal Residual Diseases (MRD)

Minimal Residual Diseases (MRD) adalah istilah yang mengacu pada jumlah sel kanker leukemia yang tersisa ditubuh setelah pemberian terapi. MRD digunakan untuk menilai efektifitas terapi dan stratifikasi resiko pasien LLA. Deteksi frekuensi sel LLA yang akurat dan sensitif harus dapat mendeteksi sel LLA sebanyak ≤ 1 sel LLA dalam 10.000 sel normal (≤0,01% atau ≤10-4 ) (4).

Beberapa metode dapat digunakan untuk melakukan tes MRD seperti Flow Cytometry dan ASO – PCR, namun penggunaan kedua metode ini masih memiliki kelemahan. Flow cytometry tidak cukup sensitif untuk mendeteksi hingga ≤10-4 sel kanker, sementara ASO-PCR membutuhkan waktu yang lama dan pekerjaannya harus intensif. Teknologi lainnya yang lebih sensitif dan spesifik yaitu Next Generation Sequencing dan Next Generation Multidimensional Flow Cytometry membutuhkan peralatan yang canggih dan biaya yang relatif mahal (4).

Copy Number Alteration pada Pasien LLA B-Lineage

Perubahan jumlah salinan gen atau copy number alteration (CNA) adalah perubahan yang terjadi pada suatu gen melibatkan pengaturan ulang kromosom (chromosome rearrangement) yang dapat terjadi akibat peristiwa mutasi seperti delesi dan duplikasi sehingga menyebabkan jumlah salinan gen nya berubah. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara CNA dengan prognosis dan luaran klinis pasien LLA. Penelitian yang dilakukan oleh Gupta et al. (5) menunjukkan bahwa delesi pada gen IKZF1 dan RB1 berkorelasi dengan kegagalan induksi yang lebih tinggi. Pasien yang diklasifikasikan beresiko baik (good-risk) berdasarkan profil CNA menunjukkan kegagalan induksi yang lebih rendah. Deteksi profil CNA berpotensi untuk dikembangkan sebagai metode stratifikasi resiko pasien LLA B-lineage. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Patkar et al. (6) menunjukkan bahwa delesi gen IKZF1 dan EBF berkorelasi dengan peningkatan MRD positif (≥0,01%) dan prognosis buruk, sementara CNA pada CDKN2A/B berkorelasi dengan penurunan MRD positif dan prognosis baik.

Share:

Tags: #artikelkesehatan #kanker #ayocegahkanker #rskankerdharmais

Leave a Comment