Perubahan gaya hidup, lingkungan hidup dan modernisasi yang bersifat global berpengaruh pada perubanan paradigma kesehatan di Indonesia. Pola penyakit infeksi dan kesehatan ibu dan balita tetap menjadi dominasi hingga saat ini tetapi di saat yang sama penyakit degeneratif mulai meningkat angka mortalitas dan morbiditasnya. Penyakit degeneratif seperti peyakit jantung, ginjal dan kanker berdasarkan laporan BPJS menjadi pemuncak dalam pembiayaan kesehatan di Indonesia.
Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional tentu menghadapi tantangan dalam pelayanan kanker baik dalam mutu layanan maupun dalam sistem pembiayaan pengobatan kanker. Mencegah lebih baik dari pada mengobati belum menggugah kesadaran masyarakat dalam penemuan kanker secara dini. Stigma kanker terkait kematian dan informasi yang tidak tepat memberikan beban tersendiri karena banyak pasien datang pada stadium lanjut.
Kanker stadium lanjut memberikan banyak manifestasi dan gejala yang timbul, salah satunya adalah timbulnya luka kanker. Luka kanker atau fungating wound mempunyai karakteristik mudah berdarah, bau, nyeri, exudat yang berlebihan dan inflamasi superfisial yang bila tidak dilakukan manajemen perawatan luka dengan baik akan menurunkan kualitas hidup dari pasien kanker itu sendiri.
Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai rumah sakit rujukan kanker telah melengkapi fasilitas pelayanannya dengan adanya ruang perawatan luka dan stoma yang merupakan layanan unggulan keperawatan sebagai wujud dan komitmen perawat khususnya perawat onkologi RSKD dalam mengembangkan mutu pelayanan keperawatan yang profesional dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Ruang Perawatan Luka dan Stoma merupakan bagian dari unit Poliklinik Onkologi Instalasi Rawat Jalan. Penanggung jawab Ruang Perawatan Luka dan Stoma adalah Ners yang sudah tersertifikasi dalam pelatihan luka, stoma dan kontinen dengan di bantu perawat asosiate yang sudah mengikuti pelatihan perawatan luka dan stoma dasar. Rata rata kunjungan pasien per hari berkisar 40 sampai 50 pasien per hari dengan komposisi 70% luka kanker, 10% luka operasi, 10% pasien dengan stoma sisanya pasien luka operasi komplikasi, luka radiasi dan luka percutaneus tubeRuang Perawatan Luka dan Stoma merupakan bagian dari unit Poliklinik Onkologi Instalasi Rawat Jalan.
Penanggung jawab Ruang Perawatan Luka dan Stoma adalah Ners yang sudah tersertifikasi dalam pelatihan luka, stoma dan kontinen dengan di bantu perawat asosiate yang sudah mengikuti pelatihan perawatan luka dan stoma dasar. Rata rata kunjungan pasien per hari berkisar 40 sampai 50 pasien per hari dengan komposisi 70% luka kanker, 10% luka operasi, 10% pasien dengan stoma sisanya pasien luka operasi komplikasi, luka radiasi dan luka percutaneus tube
Luka kanker mempunyai karakteristik yang berbeda dengan luka kronis lainnya. Modalitas pengobatan kanker di satu sisi memberikan efek samping terhadap keterlambatan dalam penyembuhan luka atau menimbulkan luka baru. Kondisi pasien kanker seperti gangguan nutrisi, stress, gangguan metabolisme atau ada penyakit penyerta juga mempengaruhi proses penyembuhan luka. Oleh karena itu pengelolaan manajemen luka kanker bersifat multiprofesi sehingga diharapkan kesinambungan dari berbagai profesi akan memperbaiki kualitas hidup pasien kanker yang mempunyai masalah luka kanker.
Perawatan luka kanker yang berlangsung dalam jangka panjang sering memberikan efek traumatik bagi pasien, keluarga dan petugas kesehatan sehingga diperlukan tidak hanya teknik perawatan luka yang baik oleh petugas kesehatan tetapi juga balutan yang mampu mengkontrol karateristik dari luka kanker. Dalam manajemen perawatan luka di Ruang Perawatan Luka dan Stoma sudah dikembangkan penggunaan modern dressing untuk mengkontrol karateristik dari luka kanker. Balutan dalam perawatan luka kanker adalah balutan yang non traumatik untuk mengkontrol infeksi, bau, nyeri, perdarahan dan exudat.
Balutan tradisional seperti kain gauze tetap kami gunakan sebagai balutan sekunder. Kendala utama dalam modern dressing adalah harga yang cukup mahal dengan kondisi luka kanker yang berukuran besar atau disertai komplikasi akan menimbulkan biaya tinggi. Untuk melakukan kendali biaya yang tinggi tanpa mengurangi mutu pelayanan maka bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais” telah mengembangkan produk topikal terapi yang digunakan dalam perawatan luka kanker. Produk yang di kembangkan sangat bermanfaat karena sifatnya non traumatik sehingga nyeri berkurang saat pengangkatan balutan juga mampu mengkontrol bau dan infeksi pada luka.
Dengan penggunaan modern dressing maka manajemen luka kanker dapat di kelola dengan baik mulai dari penggunaan balutan dan kunjungan pasien ke Ruang Perawatan Luka dan Stoma lebih teratur dan yang paling penting adalah kualitas hidup dari pasien kanker dengan luka kanker semakin membaik. Manajemen luka kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais terus mengembangkan inovasi inovasi dan memperbaiki sistem pelayanannya sehingga kedepan mampu mewujudkan pelayanan yang profesional dan mutu pelayanan yang lebih baik dan menjadi Pusat Pengembangan Perawatan Luka Kanker.
Perawat yang melakukan perawatan luka adalah yang sudah bersertifikasi atau sudah menjalani pelatihan perawatan luka dan stoma. Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan SIP. Jika sudah menjadi konsultan harus mengikuti pendidikan spesialis.
Sebagai perawat spesialis, tujuan utama adalah untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pasien dan mengkontrol serta memanage gejala yang timbul sehingga pasien mencapai kualitas hidup yang baik, meningkatkan rasa nyaman, dan percaya diri.
Selain itu perawat spesialis perawatan luka bermitra dengan multidisiplin ilmu yang lain, rumah sakit dan organisasi perawatan primer, dan pemahaman yang jelas tentang kualitas layanan yang diberikan atau di sediakan. RS. Kanker “Dharmais” mempunyai 6 (enam) orang perawat ETN yang sudah menjadi konsultan perawatan luka & stoma.
Pasien yang dilakukan perawatan luka, dikonsulkan ke poli luka dengan perjanjian. Perawat melakukan perawatan luka, jika ditemukan keadaan luka kurang baik, menghubungi dokter (DPJP) untuk berkolaborasi dalam pearwatan lukaPasien yang dilakukan perawatan luka, dikonsulkan ke poli luka dengan perjanjian. Perawat melakukan perawatan luka, jika ditemukan keadaan luka kurang baik, menghubungi dokter (DPJP) untuk berkolaborasi dalam pearwatan luka